Apa itu pengertian periodisasi? Periodisasi adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan waktu. Periodisasi adalah salah satu hal yang membantu manusia dalam mengembangkan sejarah. Melalui periodisasi, suatu sejarah peristiwa atau kejadian dapat dijelaskan dengan baik. Lalu, apa itu pengertian periodisasi? Untuk mengetahuinya, kamu harus menyimak artikel di bawah ini. Artikel ini akan membahas mengenai pengertian periodisasi, tujuan periodisasi, jenis-jenis periodisasi serta faktor yang mempengaruhi periodisasi. Pengertian PeriodisasiTujuan Periodisasi1. Mempermudah mendapat sebuah gambaran2. Menyederhanakan kisah sejarah3. Memenuhi syarat sistematika ilmu pengetahuan4. Dasar penyusunan cerita sejarah5. Mengetahui peristiwa secara kronologisJenis-jenis Periodisasi1. Periodisasi berdasarkan satuan waktu kronologisa. Perang tentara Portugis dengan tentara Spanyol di Indonesiab. Sejarah Perancis pada abad ke-92. Periodisasi berdasarkan ciri-ciri yang terkandung oleh kejadian3. Periodisasi berdasarkan rantingFaktor yang Mempengaruhi Periodisasi Periodisasi adalah sebuah tingkat perkembangan masa. Dapat dikatakan pula pengertian periodisasi adalah pembabakan suatu masa. Periodisasi di dalam sejarah merupakan tingkat perkembangan masa di dalam sejarah. Pembabakan tersebut dilakukan karena adanya rentang waktu. Waktu tersebut dari awal manusia ada sampai saat ini. Waktu tersebut adalah rentang yang sangat panjang. Hal tersebut membuat sejarawan atau para ahli sedikit mengalami kesulitan. Mereka mengalami kesulitan dalam memahami atau membahas sebuah masalah yang muncul. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, para ahli dan sejarawan akhirnya membuat susunan. Susunan tersebut menyangkut dengan waktu atau masa. Berupa suatu periodisasi sejarah atau pembabakan masa. Tujuan dari penyusunan tersebut adalah untuk mempermudah pemahaman. Serta pembahasan sejarah mengenai kehidupan manusia. Maka dari itu munculah sebuah periodisasi. Periodisasi adalah kata yang mengacu kepada pembagian sejarah. Pembagian sejarah tersebut adalah hal-hal mengenai era, zaman atau periode waktu dengan karakteristik yang umum. Inilah yang membuat makna periodisasi berbeda dalam etimologis. Secara etimologis, kata periode berasal dari bahasa Yunani. Berawal dari kata “periodos”yang memiliki arti “sirkulasi”. Makna kata tersebut adalah menunjukan pandangan pada siklus-siklus sejarah. Sebagai pengganti, disebut dengan nama “strukur sejarah”. Periodisasi akan menghasilkan sebuah abstraksi deskriptif. Hal itu akan memberikan istilah yang sesuai untuk suatu periode waktu. Melalui karakteristik yang relative terbilang stabil. Akan tetapi, menentukan awal dan akhir yang tepat pada setiap periode seringkali bersifat arbitrer. Pasalnya, telah berubah dari satu waktu ke waktu lain selama perjalanan sejarah. Selama sejarah memiliki sifat yang tidak digeneralisasi dan berkelanjutan, maka semua sistem periodisasi akan bersifat arbitrer. Akan tetapi tanpa adanya periode yang disebutkan , secanggung atau tidak tepatnya, waktu lampau tidak akan lebih dari kejadian yang tersebar. Tanpa kerangka untuk membantu manusia dalam memahaminya. Periodisasi di dalam sejarah akan dilakukan oleh banyak pihak. Seperti masyarakat, negara atau bangsa yang ada di seluruh dunia. Periodisasi di dalam sejarah juga dilaksanakan. Pasalnya, setiap periode sejarah akan mengandung beberapa rangkaian peristiwa. Seperti kejadian-kejadian dalam jumlah banyak. Contohnya periodisasi bangsa Eropa. Asal Usul Peradaban Dan Sejarah Eropa Buku ini berisi asal-usul peradaban dan sejarah Eropa yang ditulis secara ringkas, runtut dan lengkap. Sehingga, kita akan lebih mudah memahaminya dan tentu saja banyak menambah wawasan umum. Tujuan Periodisasi Setelah mengetahui mengenai pengertian periodisasi, pembahasan selanjutnya adalah tujuan periodisasi. Tujuan periodisasi adalah sebagai berikut 1. Mempermudah mendapat sebuah gambaran Salah satu tujuan yang penting terhadap periodisasi adalah mempermudah mendapat sebuah gambaran. Melalui periodisasi, maka seseorang dapat melihat sebuah peristiwa atau kejadian berdasarkan periodisasinya. Seseorang dapat mendapatkan gambaran secara menyeluruh melalui periodisasi. M. Ali, 2006 49 menyebutkan bahwa jumlah tahun kejadian sebuah peristiwa sangat banyak. Hal ini membuat rangkaian-rangkaian tahun dan hal lainnya menjadi deretan yang tak berujung. Rangkaian peristiwa tersebut tidak memiliki pangkal. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan sebuah gambaran atau pandangan maka deretan itu dibagi-bagi lagi 2. Menyederhanakan kisah sejarah Sejarah adalah sesuatu yang panjang. Tidak hanya itu, sebuah kejadian di dalam sejarah juga adakalanya terbilang rumit. Hal-hal seperti ini seringkali tidak menemukan titik temu. Oleh karena itu, munculah sebuah periodisasi. Tujuannya agar dapat menyederhanakan kisah sejarah yang rumit dan panjang. Sidi Gazalba, 1981 62 menyebutkan bahwa untuk menghadapi sebuah keruwetan, pikiran mengurai-uraikan, melakukan sebuah pembagian dan penggolongan. Gambaran yang terlihat rumit tersebut kemudian disederhanakan. Selain itu, akan diikhtisarkan menjadi satu tatanan atau orde. Hal itu akan memudahkan pengertian. 3. Memenuhi syarat sistematika ilmu pengetahuan Tujuan ketiga dari periodisasi adalah memenuhi persyaratan sistematika di dalam ilmu pengetahuan. Salah satu syarat sebuah ilmu pengetahuan adalah sifatnya yang sistematis. Setiap ilmu pengetahuan memiliki sifat sistematis. Semua kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau akan dikelompokan. Setelah itu akan dihubungkan satu sama lain. Kemudian akan dikaitkan, dan berakhir disusun secara sistematis. 4. Dasar penyusunan cerita sejarah Sejarah yang panjang dan rumit perlu disusun. Tujuannya supaya memudahkan seseorang dalam mengkajinya. Peristiwa atau kejadian itu akan disusun berdasarkan waktu atau periodisasinya. Louis Gottschalk, 1983 149 menyebutkan bahwa penyusunan data sejarah yang paling masuk akal dilakukan secara kronologis. Maksudnya adalah penyusunan data sejarah yang dibuat berdasarkan periode waktu. Hal ini disebabkan karena kronologi adalah satu-satunya norma objektif. Selain itu, kronologi adalah konstan yang harus diperhitungkan oleh para ahli atau sejarawan. 5. Mengetahui peristiwa secara kronologis Tujuan periodisasi juga untuk mengetahui peristiwa sejarah berdasarkan kronologisnya. Penyusunan cerita-cerita sejarah yang dilakukan dengan cara kronologis akan memudahkan. Seseorang akan mudah mengetahui urutan terjadinya suatu peristiwa tersebut. Kronologi akan menghindarkan kita dari keharusan mengulang kisah. Seperti mengenai peristiwa yang sama. Periodisasi yang disusun secara kronologi juga akan mengungkapkan serta menjelaskan sebab dan akibat dari suatu peristiwa. Jenis-jenis Periodisasi Periodisasi akan memberikan bentuk dan corak sendiri kepada bahan sejarah yang tidak memiliki batas. Karakteristik tersebut yang menjadikan sebuah pembeda. Pembeda di antara babak yang satu dengan babak yang lain. Ada pula beberapa faktor yang dijadikan sebuah kriteria di dalam Menyusun konsep periodisasi. Faktor tersebut juga menyangkut jenis-jenis periodisasi. Berikut ini adalah jenis-jenis periodisasi 1. Periodisasi berdasarkan satuan waktu kronologis Periodisasi yang dibagi berdasarkan waktu adalah cara yang sangat sederhana untuk melakukan periodisasi. Periodisasi ini umumnya akan dibulatkan berdasarkan beberapa hal. Seperti berdasarkan tahun kejadian atau abad kejadian. Contohnya seperti di bawah ini a. Perang tentara Portugis dengan tentara Spanyol di Indonesia Pada tahun 1529 terjadis ebuah peperangan. Peperangan tersebut terjadi di antara tentara Potugis dengan tentara Spanyol di Indonesia. Pada tahun 1546, Filipina jatuh ke tangan Spanyol. Sementara itu, Ambon dan Ternate jatuh ke tangan Portugis. b. Sejarah Perancis pada abad ke-9 Ini adalah salah satu periodisasi berdasarkan satuan kronologisnya. Akan tetapi, periodisasi melalui cara ini dinilai kurang efektif. Hal tersebut diibaratkan seperti memasang patok kilometer yang konstan terhadap sebuah jalan. Patok-patok waktu itu tidak akan berbicara apapun tentang yang terjadi di dalam sana. Periodisasi ini ternyata tidak memberikan sebuah corak atau perbedaan pada peristiwa. Tidak juga memberikan sebuah klasifikasi kejadian yang terkandung di dalamnya. Namun, periodisasi ini hanya menyangkut perbedaan itu sendiri. 2. Periodisasi berdasarkan ciri-ciri yang terkandung oleh kejadian Pada periodisasi ini, tidak menjadikan waktu sebagai pembatas yang utama. Waktu bukanlah pembatas utama ketika proses pengelompokan sejarah. Melainkan akan melihat berdasarkan ciri-ciri yang utama pada suatu kejadian. Hal itu dilakukan untuk menjadi pembatas pada sejarah itu sendiri. Walaupun demikian, setiap periodisasi tidak akan lepas dari sebuah waktu. Setiap kejadian atau peristiwa pasti terikat dengan waktu. Pasalnya, setiap kejadian akan berlangsung di dalam sebuah waktu. Oleh karena itu, meskipun waktu bukan pembatas utama, tetapi periodisasi jenis ini tetap akan dihubungkan dengan waktu. Contohnya seperti yang diungkapkan oleh Prof. Moh. Yamin di dalam bukunya yang berjudul 6000 Tahun Sang Saka Merah Putih 1957. Periodisasi sejarah bangsa Indonesia dibagi menjadi enam bagian, berikut penjelasannya Zaman prasejarah sampai dimulainya Tarikh Masehi Zaman Protohistoris atau saat dimulainya sejarah Indonesia permulaan Tarikh Masehi sampai abad ke-7 Zaman Sriwijaya Syailendra abad ke-7 sampai abad ke-12 Zaman Singasari Majapahit abad ke-13 sampai abad ke-16 Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia abad 16-19 Abad Proklamasi Kemerdekaan awal abad ke-20 sampai pertengahan abad 20 BACA JUGA Kerajaan Islam di Indonesia Nusantara dan Sejarahnya Sejarah Teh – Asal Usul dan Perkembangan Minuman Favorit Dunia Buku ini memberikan penjelasan mengenai kebiasaan dan tradisi yang muncul dari penyebaran teh ke seluruh dunia. Buku ini menjelaskan bagaimana teh diolah menjadi berbagai macam variasi yang diminum orang-orang setiap harinya, dan bagaimana caranya menyeduh secangkir teh sempurna, dan lebih banyak lagi. 3. Periodisasi berdasarkan ranting Jenis periodisasi selanjutnya berdasarkan ranting. Ilmu pengetahuan yang semakin lama semakin berkembang luas serta kaya ilmu membutuhkan diferensiasi. Hal ini juga sama halnya dengan sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan juga melakukan diferensiasi di dalam “ranting”. Hal tersebut jadi memudahkan kita ketika memusatkan perhatian pada bagian yang khusus di dalam sebuah sejarah. Maka memungkinkan dalam mensejarahkan atau meriwayatkan bidang kegiatan manusia secara lebih saksama dan mendalam. Tujuannya untuk memudahkan menguasai seluruh fakta dari masa lalu. Mengingat bahwa fakta-fakta tersebut terdapat berbagai macam dan secara terperinci. Adapun ranting-ranting di dalam ilmu sejarah dapat dibagi menjadi berikut Sejarah ekonomi Sejarah perang Sejarah politik Sejarah konstitusi Sejarah sosial Sejarah budaya Sejarah pendidikan DLL Ranting-ranting tersebut akan saling berhimpun di dalam sejarah sebagai sebuah ilmu. Pada kedudukan yang paling tinggi, semua ranting akan bersatu ke dalam sejarah manusia. Di samping jenis-jenis periodisasi di atas, periodisasi pada setiap negara kemungkinan akan berbeda sesuai dengan yang ada pada negara tersebut. Faktor yang Mempengaruhi Periodisasi Periodisasi sejarah merupakan dasar penyusunan terhadap cerita sejarah. Penyusunan periodisasi ini sangat dipengaruhi oleh sejarawan atau pakar itu sendiri. Di samping pengukuran periodisasi, pasti terdapat perbedaan-perbedaan. Misalnya seperti perbedaan batas pengukuran antara sejarawan satu dengan sejarawan yang lain. Periodisasi sejarah adalah sebuah pendapat dari para sejarawan. Pendapat tersebut didasarkan oleh pengamatan dan tafsirannya sendiri. Oleh karena itu, periodisasi adalah hal yang bersifat subjektif. Seringkali periodisasi ini akan menimbulkan sebuah perbedaan pandangan atau pendapat antar sejarawan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Seperti karena subjek permasalahannya, adanya perbedaan dalam cara penilaian, serta perbedaan cara berpikir dari masing-masing sastrawan itu sendiri. oleh karena itu, periodisasi adalah hal yang erat kaitannya dengan filsafat, agama, keyakinan, kepercayaan atau, pandangan hidup. Selain perbedaan mengenai hal tersebut, ada hal lain yang menjadi faktor pembeda. Seperti perbedaan kebudayaan dan perbedaan sikap. Perbedaan politik pada masanya juga menjadi salah satu hal yang akan mempengaruhi cara berpikir seorang sejarawan. Itulah ulasan mengenai periodisasi. Temukan hal menarik lainnya di Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds. Sejarah Agama Jawa Buku ini akan memberikan jawabannya secara jelas dan ringkas. Penulis menjelaskan sejarah kejawen sebagai subkultur agama Jawa dari zaman prasejarah hingga era kerajaan. Penulis Wida Kurniasih Sumber dari berbagai sumber BACA JUGA Pengertian Teori Kesatria & Penemu Teori Kesatria Teori Yunan Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Teori Persia Sebagai Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Corak Hidup Manusia Zaman Praaksara Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Sejarahperkembangan keperawatan zaman dahulu dipengaruhi oleh beberapa hal seperti peran dan sikap, status wanita, nilai agama dan kepercayaan, perang dan kepemimpinan dalam keperawatan yang berwawasan masa depan. Sejarah perkembangan keperawatan pada zaman sekarang ini, ditandai dengan lahirnya tokoh keperawatan yang sangat mashur yangPeristiwa masa sekarang dipengaruhi oleh? masa depan masa lalu masa kini kehidupan sekarang peristiwa setelahnya Jawaban C. masa kini Dilansir dari Encyclopedia Britannica, peristiwa masa sekarang dipengaruhi oleh masa kini. Dijawab Oleh Kunjaw
PeristiwaBandung Lautan Api adalah suatu peristiwa pembakaran kota Bandung yang dilakukan oleh para pejuang Indonesia pada Maret 1946. Pembakaran bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan pada saat sekutu memerintahkan kota Bandung untuk dikosongkan. Desde el comienzo de la historia humana, hemos sido azotados por el tiempo atmosférico y el cambio climático, llegando a veces a extremos alarmantes. Y solo acabamos de empezar a entender los porqués y los cómos. En su nuevo libro, Weather An Illustrated History, Andrew Revkin y Lisa Mechaley recorren millones de años de tiempo atmosférico y clima en 100 entradas, que van desde importantes fenómenos meteorológicos al cambio climático, pasando por las personas que empezaron a averiguar el funcionamiento de nuestro planeta. Cuando National Geographic entrevistó a Revkin desde su casa en el valle del Hudson, Nueva York, explicó cómo Benjamin Franklin se convirtió en el primer cazador de tormentas; cómo ha afectado el tiempo al resultado de las guerras; y algunas de las formas más extrañas en que los fenómenos meteorológicos extremos alteran nuestras vidas. ¿Cómo decidió qué momentos de la historia incluiría en su libro? Bueno, mi mujer es educadora medioambiental y me ayudó a escribirlo. Se convirtió en una especie de... no diría una competición, sino un juego. En algo intrigante. Llevo 30 años escribiendo acerca del cambio climático y los grandes fenómenos meteorológicos, y uno puede pensar que podía entrar en materia directamente. Pero cuanto más hurgaba, más sorpresas aparecían. Por eso creamos un documento de Google y fuimos añadiendo cosas. ¡Hala, mira lo que acabo de encontrar en 1602!». Por ejemplo, a principios del siglo XVII, Galileo inventó el concepto de la temperatura. No hace frío, menos frío, calor o menos calor. Básicamente, así era como veían la temperatura los griegos y todos los que les siguieron en la ciencia y la filosofía occidentales e incluso orientales. A Galileo se le ocurrió la idea de incrementos cuantificables. Para mí, ese fue el tipo de dato que intentaba encontrar. Muchas de las entradas son ideas transitorias y transformadoras, no solo las peores tormentas o el día más caluroso. Otro ejemplo de ello fue Shen Kuo, algo así como el Ben Franklin de China. Hacía de todo fue inventor, estratega militar y político regional, y poseía la impresionante visión que tienen muchas personas de este ámbito, que consiste en que observan algo y piensan Vaya, es interesante. ¿Por qué es así?». En una ocasión, vio que en una ribera derrumbada había bambú fosilizado. Era una parte de China muy seca, donde no había bambú. Y en sus memorias, unos años más tarde, explicó sus ideas. Decía Quizá esta zona tuvo un clima distinto». Ahora parece insignificante, pero por aquel entonces fue una idea totalmente nueva. El otro elemento clave del libro fue que decidimos desde el principio analizar nuestra relación con el tiempo atmosférico y el clima, no solo ideas o registros. Y empecé a pensar en las cosas que han cambiado nuestra relación con el clima y el tiempo. Ahí entró el aire acondicionado, el paraguas o el aprovechamiento del viento para la navegación. Menciona a Benjamin Franklin más que a nadie, creo que en tres entradas. Ben Franklin tenía una mente, como Galileo, que observaba cosas y patrones y se hacía preguntas al respecto. Escribió un largo tratado sobre las mangas de agua. En otra ocasión, fue a montar a caballo con sus amigos en Maryland, donde vio un torbellino. Empezaron a perseguir el torbellino. Había oído que si disparabas un tornado o torbellino, podías alterarlo. Lo intentó con su látigo y creo que eso le convierte en el primer cazador de tormentas. Es una de las primeras personas que dedujo que debía existir una corriente del Golfo. Como pasaba mucho tiempo yendo y viniendo entre Estados Unidos y Europa por su trabajo como diplomático, se dio cuenta de que los barcos viajaban más rápido hacia el este que hacia el oeste. Habló con los capitanes y reunió algunos datos al respecto. Esa es la segunda parte ponerse manos a la obra. Galería relacionada La impresionante belleza de las tormentas en 19 fotografías Creo que la mayoría sentimos que tenemos el control gran parte del tiempo. Pero algo que nadie puede controlar es el tiempo. ¿En qué medida ha determinado el tiempo el transcurso de la historia humana? En todos los niveles, el cambio climático en escalas temporales largas ha moldeado enérgicamente la historia humana; está en la parte del libro sobre el éxodo de África. Investigadores de Columbia y otras universidades han analizado los registros del lecho del mar Rojo o de cerca del norte de África y han descubierto que existe un patrón meteorológico tambaleante a lo largo del tiempo. El desierto del Sáhara, del que National Geographic ha escrito muchas veces, fue en ocasiones un pastizal verde. Hay grabados en piedra, pinturas de personas nadando en los lagos del Sáhara. El tiempo moldea nuestras comunidades y nuestras respuestas al medio ambiente de formas diferentes. El Dust Bowl fue una sequía larga e insólita, con cambios paisajísticos humanos que empeoraron las condiciones para crear polvo. Tuvo un efecto transformador que tuvo repercusiones durante mucho tiempo. Háblenos del papel del tiempo en los resultados de los conflictos. ¿Puede explicárnoslo? El tiempo ha influido en las guerras a lo largo de la historia. Para el libro, escogimos un ejemplo de la Segunda Guerra Mundial Rusia y el invierno. El invierno fue siempre el mayor aliado de Rusia. Cualquiera que intentara invadir Rusia cuando se acercaba el invierno, estaría en un gran apuro de no conseguirlo rápido. Cuando la Armada española intentó atacar Inglaterra, los cambios aislados en el viento favorecieron a Inglaterra y contribuyeron a la derrota de los españoles. Hay más ejemplos en la historia. Hay algunas formas muy raras en las que el tiempo nos ha afectado a lo largo de la historia; para mí, la más rara del libro es la del granizo. Aparentemente, el granizo puede cometer asesinatos en masa. Hay un caso misterioso en lo alto del Himalaya. Alguien descubrió en el interior de un lago una escena horrible de cadáveres conservados allí. Se presumía que fue el resultado de un combate. Pero un grupo de científicos de National Geographic estudió minuciosamente el análisis forense. Todas las trayectorias de las heridas eran de arriba abajo, algunas habían sido infligidas con un objeto grande, y supusieron que fue granizo. No había nada cerca que indicara que fuera un arma. Siempre se piensa en los huracanes y las inundaciones, pero el granizo provoca algunas de las mayores pérdidas financieras cada año, sistemáticamente, en Estados Unidos. A mediados del siglo XIX, los científicos empezaron a averiguar que se estaba produciendo el calentamiento global e incluso dijeron que no era algo malo. ¿Puede hablarnos de esta averiguación y del momento en el que quedó claro que el calentamiento no era positivo? Desde la década de 1820 hasta mediados de siglo, ya existía el concepto básico de que hay unos gases en la atmósfera que atrapan calor. El siguiente paso se dio en la década de 1890, cuando los científicos empezaron a calcular Oh, estamos quemando mucho carbón. Estamos añadiendo dióxido de carbono al aire». El químico sueco Svante Arrhenius hizo los cálculos de forma poco minuciosa. Con el cambio de siglo, se estimaba que cada año se quemaban un par de miles de millones de toneladas de carbón. Él fue quien escribió el primer estudio que proponía que esto produciría un importante calentamiento en un largo periodo de tiempo. Lo que me interesa aquí es que el momento de la historia en el que aparece este conocimiento, y el lugar donde aparece, pueden moldear las percepciones de lo que significa dicho conocimiento. Por eso, en aquella época, su conclusión fue que las partes más frías del mundo disfrutarían de un clima más cálido y podrían cultivar más, y así la gente tendría más comida el calentamiento era algo positivo. Una de las ideas que me formé con este libro, tras 30 años escribiendo sobre el cambio climático, fue que es importante dar un paso atrás y examinar nuestras propias percepciones, nuestro momento cultural, la medida en que está relacionado con mis creencias y mis normas, y la medida en que está relacionado con los datos reales. Creo que es importante —sobre todo con la polarización actual— que todos hagamos una pausa y reflexionemos un poco sobre el hecho de que hasta el tipo al que se le ocurrió esta idea —en pleno auge de la Revolución industrial— pensaba entonces que era algo positivo. Solo a partir de los 70 en adelante empezaron a aparecer las desventajas del cambio climático, y fue también cuando apareció nuestro movimiento medioambiental. Estamos atravesando una gran transición como especie. Y uno de los pilares fundamentales del libro fue que casi toda nuestra experiencia en la historia con el tiempo atmosférico y el clima ha sido en una sola dirección. O nos quitamos de en medio o inventamos cosas como el aire acondicionado o el paraguas para soportarlo. Ahora es una relación bidireccional. Estamos cambiando el sistema conforme el sistema nos cambia, y esto es importante. No me sorprende que lleve su tiempo asimilarlo y que exista una división sobre qué hacer al respecto. A eso se le añade, claro está, que para la mayor parte del mundo, el problema principal es la falta de energía, una falta de acceso a cosas que nos facilitan la vida, y todo esto me ha llevado a hacerme una idea diferente de lo que está pasando, diferente a la que tenía en los 80. Observar la línea temporal de los cambios científicos que aparecen en su libro, ¿le hace tener más o menos esperanza respecto al futuro del planeta? Por la mañana me levanto con optimismo y normalmente después de cenar, en algún momento de la noche, me afecta todo lo que he aprendido durante el día. Pero siempre me encuentro con algo que me hace sentir... No estoy seguro de que esperanza» sea la palabra adecuada... Me hace sentir que existe una fuente de posibilidad para la especie humana. Lo que nos frustra a veces es la diversidad de nuestras reacciones, la incapacidad de hacer que todo el mundo se sienta como nosotros respecto a algo que nos parece importante. Pero creo que esa diversidad, en cierto modo, es positiva. Si todos fuéramos en una sola dirección, probablemente estaríamos en apuros. Si todos optáramos por la energía nuclear, o por las renovables, sería menos probable llegar a ninguna parte. Lo más complicado sobre el cambio climático es que es enorme en las escalas temporal y geográfica. Lo bueno del cambio climático es que es tan grande y diverso que todos podemos hacer algo para ayudar y cambiar la trayectoria hacia resultados más positivos. Hemos editado esta entrevista por razones de longitud y claridad. Bh6GxA.